HOME


1.      Sejarah kesenian Burok
Seni pertunjukan tradisional adalah seni yang hidup dan berkembang dalam suatu daerah berdasar kesepakatan bersama antar masyarakat pendukungnya yang terjadi secara turun temurun. Seni pertunjukan tradisional pada umumnya memiliki ciri yang tetap pada bentuk seninya yang menjadikan kekhasan dalam pertunjukannya. Pada saat ini pengembangan seni pertunjukan tradisional sudah dipengaruhi oleh masuknya budaya modern yang memberikan pengaruh pada berbagai unsur pendukung seninya. Diantara unsur tersebut adalah bentuk pemanggungan, gerak tari, iringan, rias, dan busana. Pengembangan seni pertunjukan tradisional yang tidak dapat beradaptasi dengan perkembangan jaman sangat sulit untuk dapat berkembang dan bahkan seni pertunjukan.
Kesenian Burok khas Cirebon pertama kali di perkenalkan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga untuk mengajak masyarakat kumpul-kumpul sekalian untuk memberikan dakwah agama Islam. Jadi sama saja seperti kesenian wayang, Kesenian Burok Cirebon Adalah sarana pembuka untuk saling bersilaturahmi. Burok khas Cirebon dibuat dengan rupa wajah wanita cantik dan dipakaikan kerudung. Mungkin karena dulunya digunakan untuk kebutuhan dakwah, kepala burok dipakaikan kerudung.

Hasil observasi:
 Tohari yang merupakan kelahiran tahun 1950 adalah seorang seniman sekaligus pengerajin burok. Ia mulai menjadi pimpinan dalam  kesenian burok semenjak tahun 1972 sampai saat ini. Ia bercerita tentang asal mula burok seperti apa, Konon tentang perjalanan Isra Mi’raj Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dengan menunggangi hewan kuda bersayap yang di sebut burok. Burok sendiri yaitu Kuda semberani (bersayap) dengan wajah putri cantik. Terbuat dari Viber di buat rangkanya, dan cet.
  Nama grup kesenian burok yang Tohari pimpin yaitu bernama ‘’Kangen Budaya’’ atau bisa di singkat KBS berasal dari Daerah Sumber Babakan, Kab Cirebon, Jawa Barat. Biasanya mengadakan pelatihan setiap hari minggu. Dalam kesenian Burok terbagi 4 kelompok, yaitu kelompok Musik pengiring, kelompok penggotong, kelompok pertunjukan.
  Kendala yang paling berpengaruh dalam kesenian burok ini adalah modalnya dalam membagi gaji kariawan. Harapan untuk kesenian burok kedepannya, Anak-anak generasi sekarang tidak melupakan kesenian burok dan terus melestarikannya.

2.      Pementasan dan Peralatan Kesenian Burok
Kesenian Burok ini umumnya ditampilkan pada siang hari dengan berkeliling kampung pada saat ada acara khitanan, menyambut tamu agung, pelantikan kepala desa, perayaan hari kemerdekaan dan lain sebagainya. Durasi sebuah pementasan Burok biasanya memakan waktu cukup lama, bergantung dari luas atau tidaknya kampung yang akan dikelilingi.

Peralatan yang digunakan dalam permainan Burok adalah:
·         Dua atau empat buah Burok dengan kepala terbuat dari viber, yang di cetak berbentuk kepala putri cantik. Kemudian rangka badannya terbuat dari kayu berbentuk kuda. Biasannya singa depok pun ikut mengiringi Burok.
·         seperangkat waditra yang terdiri dari: dua buah kendang besar (kendang indung dan kendang anak), sebuah terompet, tiga buah ketuk (bonang), sebuah kentrung (kulanter), sebuah gong kecil, dan sebuah kecrek.
·         busana pemain yang terdiri dari: Baju dan celana seragam kelompok, iket kepala.

3.      Pertunjukan Kesenian Burok
Pertunjukan burok diawali dengan kata-kata sambutan yang dilakukan oleh pemimpin kelompok. Setelah pemimpin kelompok memberikan kata sambutan, barulah anak yang akan dikhitan atau tokoh masyarakat yang akan diarak dipersilahkan untuk menaiki burok. Selanjutnya, alat pengiring ditabuh dengan membawakan lagu-lagu yang berirama sebagai tanda dimulainya pertunjukan.
Setelah para penggotong burok siap, maka sang pemimpin akan mulai memberikan aba-aba agar mereka mulai melakukan gerakan-gerakan tarian secara serempak dan bersamaan.
Para penggotong burok itu segera melakukan gerakan-gerakan akrobatis yang cukup mendebarkan. Gerakan-gerakan tarian yang biasa dimainkan oleh para penggotong burok.

Sedangkan, lagu-lagu yang dimainkan oleh juru kawih untuk mengiringi tarian biasanya diambil lagu dangdutan.

Komentar