Iringan musik kesenian burok




       Iringan musik di dalam kesenian Burok sangat penting, karena musikdalam kesenian Burok tersebut mengiringi dan terdapat ilustrasi musik dari awal 
pertunjukkan hingga akhir dari pertunjukkan Burok Seiring dengan perkembangan zaman, iringan musik Burok mengalami
perubahan yaitu sekitar tahun 90-an, iringan yang dahulu hanya menggunakan
iringan berupa musik rebana atau kenceran sekarang telah berubah menjadi musik
dengan genre musik dangdut. Hal ini merupakan suatu kontroversi sendiri bagi
sebagian kalangan masyarakat yang tidak begitu menyetujui iringan musik yang
dipakai tersebut adalah dangdut. Hal ini dikarenakan Burok sendiri merupakan
tradisi yang Islami jika dilihat dari sejarah munculnya Burok, namun tidak sedikit
pula yang menyatakan bahwa iringan musik dangdut merupakan sebuah
kemajuan.

Dari hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara tentang
pemahaman masyarakat desa Kemurang Wetan terhadap iringan musik Burok
grup Pandawa Nada menunjukan bahwa adanya masyarakat yang memahami dan
kurang memahami iringan musik Burok. Masyarakat desa Kemurang Wetan
sebagian besar adalah masyarakat menengah ke bawah serta mayoritas berprofesi
sebagai petani dan pedagang, sedangkan pada kenyataanya golongan masyarakat
ini umumnya menyukai jenis musik dangdut. Oleh karena itu sebagian besar
masyarakat desa Kemurang Wetan memahami iringan musik yang dibawakan
oleh kesenian Burok grup Pandawa Nada pada saat pementasan yaitu jenis musik
dangdut.

Iringan musik Burok yang sekarang merupakan sebuah
kemajuan yang bagus, sebab iringan musiknya sangat lengkap dari mulai organ,
bass, gitar, suling, kendang dan drum set. Dan ketika saya menanyakan kepadabapak Arwanto perihal tentang bererapa orang yang tidak menyukai iringan musik









Burok saat ini karena tidak menggunakan kenceran seperti jaman dahulu, beliau
menjawab bahwa beliau juga tidak hanya membawakan lagu-lagu dangdut tetapi
juga membawakan lagu-lagu Islami dengan iringan musik dangdut. Desa babakan cirebon  juga merupakan desa yang sebagian besar
penduduknya menganut agama Islam, dan kebanyakan dari mereka mengetahui
bahwa kesenian Burok itu sejarahnya berawal dari cerita Islami. Hal inilah yang
menimbulkan persepsi yang negatif dari sekelompok masyarakat yang tidak
menyukai iringan musik dangdut yang digunakan sekarang ini, sehingga timbul
pemahaman yang berbeda dari sudut pandang masyarakat pada umumnya,
meskipun kelompok masyarakat ini mengetahui dan memahami iringan musik
Burok grup Pandawa Nada itu memainkan jenis musik dangdut.
 bahwa iringan musik Burok saat ini telahmengalami perubahan yang cukup mengagetkan. Iringan musik yang digunakan

Sekarang dirasa kurang pantas untuk mengiringi Burok karena sesungguhnya
Burok merupakan gambaran dari kendaraan Nabi dari langit turun ke bumi.
Iringan musik Burok seharusnya lebih baik kembali ke zaman dahulu yang
menggunakan kenceran saja dengan lagu-lagu Islami.
Dalam kesenian burok alat_ alat musiknya sangatlah sederhana terdiri terbang,genjring,bedug atau dogdog,goong, gitar melodi , gitar bas, suling, klenang,
lagu yang dinyanyikan kebayakan lagu – lagu khas dari daerah Cirebon , namun ada pula dangdut, itupun dinyanyukan kalau ada permintaan dari yang menanggap atau saweran.
Setiap ada pertunjukkan  burok masyarakat sekitar rumah dekat dengan yang akan menanggap seni burok, ataupun masyarakat tetangga desa berdatangan biasannya sebelum pertunjukkan burok dimulai mereka sudah menu ggu disekitar rumah hajat. Yang menanggap burok atau  mereka menunggu dijalan-jalan yang akan menjadi  rute  burok . selain laki-laki mayoritas penontonnya adalah anak kecil, remaja, ibu-ibu sambil menggendong balita.
Dengan tujuan mmmereka menghibur anaknnya sekaligus  menghibur dirinnya. Mereka dengan antusias ingin melihat pertunjukkan arak-arakkan burok yang dianggap menarik untuk melihat wujud boneka dan wujud burok, gerakkan – gerakannya,yang irama music yang terdapat pada pertunjukkan burok saat prosesi arak-arakan keliling kampong serta atraksi burok dihalaman rumah yang menanggap baik diawal pertunjukkan maupun akhir pertunjukkan.
burok merupakan karya seni perunjukkan rakyat yang berwujud binatang seperti gagajahan, mamaungan , monyet , burok , singa , yang didalamnnya mengandung unsur gerak , musik dan rupa. Seni ini memiliki kaitan dengan kepercayaan terhadap binatang mitologi dan simbolis. Seni burok sebgai sebuah teks yang memuat berbagai nilai anutan masyarakat dan pendukungnnya merupakan hal menarik untuk dikupas .

Pada teks seni burok menyimpan berbagai filosofi masyarakat paku samben . difungsikannya seni burok pada berbagai peristiwa religi didesa pakusamben merupakan bukti nyata masyarakat pasukamben masih menganut nilai – nilai yang secara tidak langsung tersirat pada burok . dengan memahami makna symbol dan fungsi seni burok . maka secara tidak langsung juga akan memahami nilai – nilai social yang dianut oleh masyarakat . hal  ini perlu  untuk  dilakukkan . karena dengan memahami keterkaitan antara seni dan masyarakat dapat terjaga apabila semua unsur dalam kehidupannya berakar dari budaya yang bersumber dari tradisinya .
kita menyadari ada beberapa bentuk tradisi ini yang sama fungsinnya sebagai seni helaran pada upacara arak –arakakan anak dikhitanan , misalannya barongan atau singa dari subang , odong – odong dari karawangan , kuda renggong dari sumedang , dan burok dari Cirebon – indramayu .bahwa bentuk seni tersebut dipercaya memiliki kekuatan magis yang melindungi.
Kesenian burok yang terdapat dia desa pakusamben kecamatan babakkan kabupaten Cirebon merupakan kesenian helaran untuk prosesi khitanan . pertunjukkan yaitu tontonanan , demostrasi , benda yang dipertunjukkan dalam kesenian burok .
Burok seni pertunjukkan helaran , yang menggunakan media berwujud , badannya menyerupai binatang berkaki empat seperti kuda , dan berkepala manusia wanita cantik Proses khitanan yaitu pawai upacara perakan anak sunat, dengan berjalan kaki dan berkeliling kampung .seni burok pada dasarnnya


Semacam hiburan anak atau hanya dipruntukkan sebagai hibura bagi anak – anak yang khendak dikhitan . adapun kemudian dipahami oleh masyarakat Cirebon sebagai “ ngalap berkah” dari Nabi Muhammad SAW , karena dalam peristiwa isra mi’raj Nabi mengendarai burok . berangkat dari hal itu pemahan yang dating seolah- olah seni ini dilandasi dengan ajaran islam . dengan seni burok diharapkan anak yang dikhitan dapat meresapi bahwa ini adalah seperti ‘mi’raj’ Nabi Muhammad SAW . dengan kata lain , religi khitan merupakan sebuah  langkah menuju kedewasaan atau inisiasi . kesenian burok meluas pula seni genjringan untuk mengiringi khitanan , perkawinan , dan merhabanan . pada saat religi tersebut selalu menggunakan badawangan , khususnya pada saat upacara khitanan , perkawinan pelaksanaan pertunukakanya dengan cara arak – arakkan . dengan cara arak –arakan atau helaran mengarak boneka badawangan atau bebegig berkeliling kampung , sambil memukul alat bunyi – bunyian seperti genjring dan bedug dengan diiringi lagu – lagu  seperti religi dan lainnya.


Komentar